Wellcome


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Zona Sahabat Muslim

Search

Obrol tanya jawab

Klik Menjadi Anggota

Anda Pengunjung ke :

Artikel Populer

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Recent Coment

TITTLE PAVICON

visit

Website counter

Mengenai Saya

Foto saya
Live is the maximum in all that they.♂♀♂

Ekonom UGM: Bank Nasional Tak Becus Urus Eksportir


JAKARTA, RIMANEWS - Tony Prasetyantono, Dosen Ekonom Universitas Gadjah Mada Jogjakarta, menilai Industri perbankan nasional hanya jago kandang. Karena itu praktis bank lokal tidak bisa bersaing dengan bank asing untuk mengurusi transaksi bagi eksportir.
"Di luar negeri, bank asing lebih advanced. Tapi dalam beberapa hal memang bank kita tidak kalah canggih. Namun, masalahnya kalau bank di Indonesia hanya jago kandang," papar Tony dalam diskusi mengenai Devisa Ekspor yang diadakan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (27/9).
Ia menilai, karena bank lokal yang cenderung jago kandang, maka kebanyakan tidak dikenal di negara lain. "Eksportir kita kan juga ada yang asing, jadi dalam waktu dekat yang mendapatkan keuntungan justru bank-bank asing yang ada di Indonesia," tambahnya.
Menurutnya, bank lokal perlu memiliki wawasan internasional. Walaupun bank di dalam negeri sudah sangat canggih dan memiliki fitur-fitur yang mumpuni dan kompetitif dengan bank asing, bank lokal masih butuh banyak pembenahan.
Pada Oktober 2011 nanti, Bank Indonesia akan menerapkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang arus devisa ekspor yang mewajibkan para eksportir menyimpan hasil ekspornya di perbankan dalam negeri. Karena itu diupayakan agar bank-bank lokal perlu segera melakukan penataan agar dapat membuat para eskportir menjadi senyaman mungkin.
"Saya kira (pearaturannya) harus rileks, jangan terlalu ketat. Ini pekerjaan besar. Tidak bisa kita buat PBI secara langsung. Namun, kita harus yakinkan eksportir bahwa bank-bank kita bisa, dan harus punya cabang di luar. Ini saatnya kita perjuangkan. Harus ada inspirasi dari bank-bank di Indonesia, karena mereka terlalu nyaman dengna domestik, mereka lupa akan pentingnya eksposur dari luar negeri," imbuh Komisaris Bank Permata ini.
Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan ada beberapa hal yang perlu diubah agar eksportir mau memarkirkan dananya di bank dalam negeri. "Pertama, karena national tax, mereka selain mengekspor juga harus mengimpor barang baku. Mereka juga meragukan likuiditas perbankan dalam negeri," katanya.
Tapi dirinya menyambut baik dengan adanya peraturan ini, setidaknya pihak BI sudah bisa meminimalisir hal tersebut dengan menjaga currency, serta usaha pemberian kenyamanan dan kemudahan bagi eksportir. "Tidak semua bank lokal kita mempunyai line dengan bank asing, beberapa bank harus lihat ini sebagai tantangan. Tapi overall kita sambut positif kebijakan BI," serunya.
Destry menilai, dengan adanya PBI terkait devisa ekspor tersebut, maka bank-bank nasional diupayakan agar dapat memberikan pelayanan yang sama baiknya dengan perbankan asing bagi para eksportir. "Berikan fasilitas, service level yang sama. Kalau di luar mereka bisa one day payment. Kita harus bisa ciptakan produk yang bisa membuat mereka tetarik," jelas Destry.[ian/jpnn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Feed Coursel