Obrol tanya jawab
Klik Menjadi Anggota
Anda Pengunjung ke :
Artikel Populer
-
Fiddy Anggriawan - Okezone McAfee AllAccess (sumber:Google) CALIFORNIA - Perusahaan software antivirus McAfee akan segera meluncurkan layan...
-
Borobudur, A UNESCO World Heritage Site, view from the northwest Kemegahan Candi Borobudur ( satellite view coordinate 7°36’28″S 110°12’...
-
13:06 ABARKY NO COMMENTS Bandung - Google semakin serius untuk berinvestasi di Indonesia, bahkan diakui lebih serius ketimbang Resea...
-
Terpilihnya Ketua Umum PSSI yang baru Djohar Arifin Husin untuk masa jabatan 2011-2015 membuka harapan baru persepakbolaan Indonesia . Be...
-
Yars © Photo Press Service of the Russian Defense Ministry 20:52 26/09/2011 MOSCOW, September 26 (RIA Novosti) A second regiment equipped w...
-
Salah satu teka-teki yang ada dalam kehidupan manusia, yang sampai saat ini masih belum terjawab adalah tentang kedatangan makh...
-
Data itu baru berasal dari produk batik yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Syahid Latif, Iwan Kurniawan Pengrajin batik (VIVAnews/...
-
Monumen Nasional (Monas) berada dipusat kota Jakarta yaitu di Lapangan Monas Jakarta Pusat, atau ke arah selatan dari Istana Negara di Jaka...
-
Susetyo Dwi Prihadi - Okezone CALIFORNIA - Kendati banyak yang meragukan penjualan TV 3D, namun menurut survei yang dilakukan Panasonic, ma...
Blog Archive
-
▼
2011
(270)
-
▼
Oktober
(16)
- Teka-Teki Keberadaan Alien di Indonesia
- Nenek Moyang Bangsa Indonesia Pernah menguasai 2/3...
- Jembatan Selat Sunda Waspadai Potensi Reservoir Magma
- Jejaring Sosial Berperan dalam Revolusi Mesir Fac...
- Taipan Cina Umumkan Niat Membeli Yahoo!
- Cara 7-Eleven Cepat Menyebar di Jakarta
- ChromeZone, Toko Pertama Google
- Susah Payah MU Sukses Tekuk Norwich City
- Festival Musik Rock Hentak Ibukota Afganistan
- Pasukan Suriah Kuasai Sebagian Kota Rastan
- Waktu Evakuasi Korban Casa Belum Dipastikan
- ROKET Indonesia Getarkan Australia, Singapura, Mal...
- Indonesia Membangun Pabrik Pesawat Kembali Di Jawa...
- PASKHAS DITERJUNKAN KE LOKASI JATUHNYA PESAWAT CAS...
- IRAN KIAN MAPAN, SETELAH QADER KINI DIPERKUAT RUDA...
- Kasal: Minimun Indonesia Punya Enam Kapal Selam
-
▼
Oktober
(16)
Diberdayakan oleh Blogger.
Label
- Berita Dalam Negeri (35)
- BERITA ISLAM (13)
- Berita Mancanegara (43)
- Bisnis (13)
- Download (1)
- Horor (8)
- INFORMASI SEPUTAR BULAN RAMADHAN (21)
- KUMPULAN DOA-DOA (20)
- Lucu - Lucu dan Unik (19)
- militer dunia (40)
- MOTIVASI (19)
- Olah Raga (6)
- Pendidikan (1)
- Pengetahuan (42)
- ROHANI (1)
- Sains Teknologi (59)
- sejarah (18)
- SEJARAH ISLAM (6)
- SMS IDUL FITRI atau LEBARAN 1432 M 2011 (10)
- TAUSHIYAH / CERAMAH (13)
- Tips n Trik (7)
- Universitas (2)
- Wisata (5)
Blog Archive
-
▼
2011
(270)
-
▼
Oktober
(16)
- Teka-Teki Keberadaan Alien di Indonesia
- Nenek Moyang Bangsa Indonesia Pernah menguasai 2/3...
- Jembatan Selat Sunda Waspadai Potensi Reservoir Magma
- Jejaring Sosial Berperan dalam Revolusi Mesir Fac...
- Taipan Cina Umumkan Niat Membeli Yahoo!
- Cara 7-Eleven Cepat Menyebar di Jakarta
- ChromeZone, Toko Pertama Google
- Susah Payah MU Sukses Tekuk Norwich City
- Festival Musik Rock Hentak Ibukota Afganistan
- Pasukan Suriah Kuasai Sebagian Kota Rastan
- Waktu Evakuasi Korban Casa Belum Dipastikan
- ROKET Indonesia Getarkan Australia, Singapura, Mal...
- Indonesia Membangun Pabrik Pesawat Kembali Di Jawa...
- PASKHAS DITERJUNKAN KE LOKASI JATUHNYA PESAWAT CAS...
- IRAN KIAN MAPAN, SETELAH QADER KINI DIPERKUAT RUDA...
- Kasal: Minimun Indonesia Punya Enam Kapal Selam
-
▼
Oktober
(16)
Recent Coment
Feedjit
TITTLE PAVICON
Mengenai Saya

- Khamiel Roesdi Princealways Exellent
- Live is the maximum in all that they.♂♀♂
Jejaring Sosial Berperan dalam Revolusi Mesir Facebook
Suriah dan Libya pun disebut kerahkan pasukan untuk menyebar isu bohong di Twitter.

Bayu Galih, Indrani Putri

Tulisan 'Thank You Facebook' yang dibuat pasca turunnya Husni Mubarak (Huffington Post)
VIVAnews - Sebuah studi dari University of Washington menyebutkan bahwa media sosial memainkan peran penting dalam revolusi yang tengah bergolak di Tunia dan Mesir. Jutaan tweet, ribuan video, dan ribuan posting blog, menjadi saksi perjuangan rakyat dua negara Arab tersebut.
"Media digital jelas-jelas menjadi pilihan sarana menggulingkan pemerintahan diktator tanpa perlu takut ketahuan. Karena kebanyakan diktator tidak memiliki strategi media sosial," kata Philip Howard, profesor komunikasi University of Washington, seperti dilansir dari laman Talking Points Memo.
"Media digital jelas-jelas menjadi pilihan sarana menggulingkan pemerintahan diktator tanpa perlu takut ketahuan. Karena kebanyakan diktator tidak memiliki strategi media sosial," kata Philip Howard, profesor komunikasi University of Washington, seperti dilansir dari laman Talking Points Memo.
Howard yang bersama rekan-rekannya meneliti konten media sosial penduduk Tunisia dan Mesir itu kemudian mencontohkan: Jumlah tweet di Mesir melonjak drastis dari 2.300 menjadi 230 ribu pada seminggu sebelum Presiden Hosni Mobarak mengundurkan diri. Kata 'pembebasan' juga menjadi kata yang paling banyak muncul dalam konten yang mereka jadikan bahan penelitian.
Howard dan timnya mengaku sempat menemui kendala dalam penelitian ini karena banyaknya pengguna media sosial di Tunisia dan Mesir yang tidak mencantumkan lokasi mereka. Ini diduga dilakukan supaya tidak ketahuan. Namun banyak juga pengguna yang mencantumkan lokasi mereka lengkap dengan detailnya, sehingga hal ini mempermudah penelitian.
"Di negara lain seperti Bahrain, Suriah, dan Libya, ada pasukan keamanan yang sengaja menyebar isu bohong di Twitter untuk menggalang massa," kata Howard. Ia juga mengungkapkan, hal ini sangat jarang terjadi di Tunisia dan Mesir.
Populernya penggunaan jejaring sosial ini diduga berkaitan erat dengan ketatnya pengawasan media konvensional di kedua negara. "Para penduduk yang sama-sama memiliki ketertarikan terhadap demokrasi menggalang aksi politik lewat jejaring sosial sebagai medianya.
Akhirnya, jejaring sosial menjadi tak dapat dipisahkan dari proses demokrasi Tunisia dan Mesir. Alat berkomunikasi sekarang sudah berubah, namun dampak yang ditimbulkan tetap sama," kata Howard. (umi)
• VIVAnewsHoward dan timnya mengaku sempat menemui kendala dalam penelitian ini karena banyaknya pengguna media sosial di Tunisia dan Mesir yang tidak mencantumkan lokasi mereka. Ini diduga dilakukan supaya tidak ketahuan. Namun banyak juga pengguna yang mencantumkan lokasi mereka lengkap dengan detailnya, sehingga hal ini mempermudah penelitian.
"Di negara lain seperti Bahrain, Suriah, dan Libya, ada pasukan keamanan yang sengaja menyebar isu bohong di Twitter untuk menggalang massa," kata Howard. Ia juga mengungkapkan, hal ini sangat jarang terjadi di Tunisia dan Mesir.
Populernya penggunaan jejaring sosial ini diduga berkaitan erat dengan ketatnya pengawasan media konvensional di kedua negara. "Para penduduk yang sama-sama memiliki ketertarikan terhadap demokrasi menggalang aksi politik lewat jejaring sosial sebagai medianya.
Akhirnya, jejaring sosial menjadi tak dapat dipisahkan dari proses demokrasi Tunisia dan Mesir. Alat berkomunikasi sekarang sudah berubah, namun dampak yang ditimbulkan tetap sama," kata Howard. (umi)
Label:
Berita Mancanegara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar